Kadang Terbersit kata makian kepada perokok

Kenapa ya ketika saya melihat orang yang merokok dengan sembarangan selalu terbersit kata-kata makian. Apalagi merokok di ruang umum dimana disekitar dia ada ibu-ibu, anak-anak atau orang-orang yang tidak merokok. Hati saya jadi jengkel, pengen nimpuk kepalanya dengan bogem mentah.

Merokok boleh mas, tetapi cari tempat yang bener, tidak ada anak-anak atau ibu-ibu dan tidak di tempat umum. Mari hormati orang lain. Karena asap rokok itu tidak dinikmati perokok saja, tetapi orang disekitar perokok juga menikmatinya juga. Dan satu lagi, asep rokok adalah racun, racun yang membahayakan bagi kesehatan.

Kadang saya tegur, hei perokok janganlah merokok disini, atau merokok boleh tapi asep jangan kesini, eh malah dia marah.. Marahnya perokok ini dikendalikan oleh nikotin yang setiap detik dia hisap.

Kadang juga saya omongin, rokok haram lho, coba apa jawabannya? Klo ngerokok hasil curian itu baru haram.

Pertimbangan fatwa haram rokok adalah mempertimbangkan banyaknya efek negatif yang ditimbulkan baik kepada diri perokok dan pada orang sekitarnya.

Sebuah ironi di masyarakat, si bapak merokok sambil menggendong anaknya dengan tidak merasa berdosa. Kasih sayang bapak kepada anak yang palsu. Bapak meracuni anak.

Filed under: Personal, anak, fatwa, racun, rokok